icon-category Digilife

Cara Ambisius China Rebut Tahta di eSports, Rekrut Remaja Main Game 14 Jam

  • 31 Dec 2019 WIB
Bagikan :

(foto: Unsplash)

Uzone.id - Menurut data riset Newzoo, pendapatan global e-sports diprediksi naik 26 persen year on year menjadi US$1,1 miliar pada 2019. Bahkan mencapai US$1,8 miliar pada 2022. Di seluruh dunia, diperkirakan ada 198 juta penggemar eSport, sebanyak 75 juta berasal dari China.

China memang merupakan negara yang cukup banyak berkontribusi dalam setiap kompetisi esport. Diperkirakan nilai industri esport di negara itu sekarang bernilai US$14 miliar. Itulah mengapa China kemudian mendukung penciptaan bibit-bibit unggul menjadi atlet esport.

Kemenangan dalam eSport yang diganjar hadiah ratusan ribu dolar membuat banyak remaja di China bermimpi untuk menjadi atlet. Target China adalah Olimpiade, walaupun belum ada medali khusus untuk pemenang eSport di Olimpiade 2020 namun kemenangan di ajang bergengsi itu merupakan impian banyak remaja untuk menjadi terkenal.

Salah satu tim esport yang paling terkenal di China adalah RNG (Royal Never Give Up). Kantor pusat mereka sekaligus tempat latihan berada di Beijing. Mereka kerap menjadi pemenang di ajang esports dunia. Bahkan mereka sedang menyiapkan diri untuk kejuaraan League of Legends World Championships.

Baca juga: Drone Buatan Indonesia Bisa Buat Bawa Rudal

Menurut manajer RNG, Bi, para pemain di tim tersebut diharuskan berlatih 14 jam sehari, 7 hari seminggu. Mereka akan mulai berlatih pukul 13.00 waktu setempat. Sebelum melakukan latihan melawan sesama anggota tim pada pukul 5 sore, mereka dibiarkan berlatih sendiri selama 1 jam.

“Kemudian mereka akan makan malam. Lalu berjalan-jalan di luar sebentar untuk olahraga. Setelah itu mereka mandi dan mulai berlatih lagi pukul 7 malam kemudian berlatih dengan tim lagi sampai pukul 11. Setelah itu mereka dibiarkan berlatih sendiri sampai pukul 4 subuh, lalu tidur. Setelah itu rutinitas akan berulang terus seperti itu setiap hari,” ujar Bi, seperti dikutip dari CNN Business, Selasa, 31 Desember 2019.

Dalam ruangan yang terletak di bawah tanah itu, mereka duduk berjajar dengan meja dan bangku mirip seperti orang kantoran. Selalu ada dokter dan fisioterapis yang memantau kesehatan mereka setiap waktu di sana dan menemani mereka berjalan-jalan setiap harinya selama satu jam.

“Ini merupakan jadwal ketat dan wajib dijalankan oleh semua pemain,” kata Bi.

Bi mengungkapkan, saat di sekolah pelatihan tim RNG di Shanghai, ratusan remaja antusias untuk mendaftar sebagai calon atlet esport. Sayangnya, hanya sedikit yang berhasil lolos.

“Tujuan kami adalah untuk menang, bukan untuk bersenang-senang. Semua orang ingin menang namun ada tekanan di balik itu semua. Itulah mengapa banyak remaja ingin ikut bergabung namun hampir tak ada yang lolos, karena memang prosesnya sangat berat,” kata Bi.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini