icon-category Digilife

Kebijakan YouTube Lainnya yang Dianggap Bisa Rugikan YouTuber

  • 16 Dec 2019 WIB
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Freepik)

Uzone.id - Pada Rabu (11/12), YouTube mengumumkan perubahan besar terkait tindakan tegas mereka terhadap konten yang mengandung pelecehan, baik itu ras, gender, hingga orientasi seksual. Kebijakan tersebut menuai banyak tentangan dari para kreator seperti yang sudah ditulis di sini.

Tak hanya itu, sebelumnya pada akhir November, YouTube juga telah mengumumkan kebijakan baru terkait konten untuk anak.

Mengutip Vox, kebijakan tersebut dilakukan untuk mematuhi kesepakatan antara Google dan pemerintah Amerika Serikat pada Juni atas tuduhan pelanggaran Children's Online Privacy Protection Act (COPPA), sebuah hukum yang disahkan pada 1998 untuk menjaga anak-anak di bawah usia 13 tetap aman saat berselancar di internet.

Kebijakan baru yang mulai berlaku pada 1 Januari 2020 itu mengharuskan pengguna untuk menyatakan secara eksplisit apakah konten mereka untuk anak-anak. Pengguna juga memiliki opsi untuk menetapkan seluruh channel mereka adalah “selalu” atau “tidak pernah” untuk anak-anak.

Baca juga: Ini ‘Korban’ Pertama dari Kebijakan Baru di YouTube 

Kelihatannya, itu adalah perubahan positif untuk channel yang telah lama dikritik memiliki konten yang tak aman. Namun mengutip Vox, pada kenyataannya, menandai video dengan keterangan “untuk anak-anak” dinilai memiliki beberapa konsekuensi.

Pertama, video dengan tanda tersebut tak akan lagi menampilkan iklan hasil personalisasi. Artinya, pendapatan iklan dari video-video tersebut akan turun.

Kedua, video dengan tanda “untuk anak-anak” akan kehilangan fitur komentar. Seluruh channel dengan tanda tersebut juga akan kehilangan tab “Community” yang berperan membangun diskusi terkait channel dan konten mereka.

Ketiga, video bertanda itu akan kehilangan banyak opsi penyesuaian yang membantu creator mengarahkan penonton ke video lain yang mereka buat, seperti card dan end screens.

Keempat, pengguna yang telah subscribe berbagai channel yang mengunggah video yang ditujukan untuk anak-anak tidak akan diberitahu ketika video tersebut diunggah. Selain itu, video itu tidak akan muncul dalam pencarian YouTube, dan itu tidak akan muncul pada algoritma rekomendasi di channel lain.

Baca juga: Standar Musik Sukses Dilihat dari Jumlah Penonton di YouTube

Dengan kata lain, video-video yang ditujukan untuk anak-anak (tapi tanpa ada tanda) akan secara efektif dikarantina dari pengguna. Video-video atau channel-channel tersebut akan tetap ada, tapi tak ada yang dapat menemukannya dalam pencarian atau rekomendasi.

Untuk lebih jelasnya, kamu bisa menyimak keterangan resmi YouTube soal alasan setiap kreator harus menentukan siapa penontonnya.

Perubahan ini diwajibkan sebagai bagian dari kesepakatan penyelesaian sengketa dengan Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat dan Jaksa Agung New York, serta akan membantu Anda mematuhi Children’s Online Privacy Protection Act (COPPA) dan/atau peraturan lainnya yang berlaku. Di mana pun Anda berada, Anda harus memberi tahu kami apakah video Anda dibuat untuk anak-anak atau tidak. Jika Anda tidak menetapkan konten Anda secara akurat, Anda dapat menghadapi masalah kepatuhan dengan FTC atau otoritas lainnya, dan kami dapat mengambil tindakan pada akun YouTube Anda. Pelajari lebih lanjut penegakan COPPA oleh FTC.

Catatan: Kami juga akan menggunakan machine learning untuk membantu mengidentifikasi video yang jelas ditujukan untuk penonton di bawah umur. Kami mempercayai Anda untuk menetapkan penonton Anda secara akurat, tetapi kami dapat mengganti pilihan setelan penonton yang Anda buat jika ada kesalahan atau penyalahgunaan. Namun, jangan mengandalkan sistem kami untuk menetapkan penonton Anda karena sistem kami dapat tidak mengidentifikasi konten yang dianggap sebagai konten yang dibuat untuk anak-anak oleh FTC atau otoritas lainnya. 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini